IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN ONLINE MELALUI APLIKASI SEDUDO (SISTEM ELEKTRONIK TERPADU DESA ONLINE) DI KAB. NGANJUK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi pelayanan administrasi kependudukan di Kabupaten Nganjuk sebelum diberlakukannya inovasi SEDUDO dan untuk mengetahui faktor penghambat implementasi aplikasi SEDUDO terhadap pelayanan publik bidang administrasi kependudukan di Kabupaten Nganjuk. Kabupaten Nganjuk meluncurkan aplikasi SEDUDO (Sistem Elektronik Terpadu Daerah Online) untuk mempermudah pengurusan administrasi kependudukan, seperti KTP, KK, dan akta kelahiran. Aplikasi ini memungkinkan warga mengakses layanan secara online tanpa harus datang ke kantor Dispendukcapil, sekaligus membantu perangkat desa menyusun laporan dan mendukung warganya.
Penelitian ini mengadopsi pendekatan kualitatif melalui metode studi kasus. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data terdiri dari wawancara, observasi, studi dokumen dan material gambar dan Audio-Visual. Rumusan masalah mengidentifikasi implementasi pelayanan administrasi kependudukan secara online di Kabupaten Nganjuk sebelum diberlakukannya inovasi SEDUDO dan faktor penghambat implementasi aplikasi SEDUDO terhadap pelayanan publik bidang administrasi kependudukan di Kabupaten Nganjuk. Penelitian ini dapat menjadi masukan yang baik kepada Pemerintah Kabupaten Nganjuk, khususnya Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam meningkatkan kualitas aplikasi SEDUDO.
Hasil penelitian ini menunjukkan Kabupaten Nganjuk memperkenalkan aplikasi Sistem Elektronik Terpadu Online (SEDUDO) untuk memperluas layanan administrasi kependudukan. Meskipun mendapat respon positif dan berhasil menjangkau layanan hingga desa, kecamatan, puskesmas, dan rumah sakit, implementasinya menghadapi berbagai tantangan. Hambatan utama meliputi keterbatasan anggaran desa, kekurangan staf dan fasilitas, serta antrian panjang akibat pelayanan lambat. Rendahnya pemahaman masyarakat tentang teknologi, budaya lokal, dan kualitas jaringan yang tidak stabil juga menghambat pemanfaatan aplikasi ini. Untuk mengoptimalkan layanan, diperlukan peningkatan infrastruktur, SDM, edukasi, fasilitas, pengelolaan anggaran yang baik, serta pelatihan pegawai. SOP telah mendukung tata kelola, namun sosialisasi dan komunikasi yang lebih efektif tetap diperlukan.