INTERNALISASI PESAN BUDAYA JEPANG MELALUI KOMUNIKASI KELOMPOK DI KALANGAN MAHASISWA (Studi Pada Komunitas Otaku Di Kota Malang)

Penelitian ini dilatar belakangi oleh fenomena aktivitas komunikasi masyarakat modern yang menggunakan metode dan media yang bervariasi serta efeknya. Salah satu pertukaran informasi yang marak terjadi di zaman modern adalah pertukaran budaya yang terjadi dalam sebuah kelompok tertentu. Budaya suatu negara sendiri sudah menjadi sebuah komoditas yang memiliki banyak nilai, seperti nilai ekonomi, edukasi, propaganda ataupun sebagai alat diplomasi. Budaya modern cenderung berfokus pada media-media modern dan menargetkan kalangan muda sebagai target ataupun pencipta/penyebar pesan budaya tersebut. Pesan dari budaya modern ini telah memberikan efek yang besar pada perilaku dan karakter individu yang mengikutinya. Berbagai pesan dan nilai-nilai budaya modern ini telah diadaptasikan dalam kegiatan sehari-hari, menjadi ciri khas, gaya hidup ataupun menjadi pedoman bagi pengikutnya.

Teori yang dipakai pada penelitian kali ini adalah Teori Cross-Cultural Adaptation dikemukakan oleh Young Yun Kim, yang mana teori ini berfokus pada bagaimana individu tersebut beradaptasi dengan budaya di lingkungan dan kelompok baru. Dalam teori ini, seorang individu akan secara naluriah mencoba untuk memahami, mencari informasi dan menginternalisasikan pesan budaya baru yang diterima ketika melakukan aktivitas dari kelompok budaya. Hal ini dilakukan sebagai bentuk proses adaptasi pada lingkungan baru, untuk menciptakan ketenangan batin, mengamankan posisi di lingkungan baru, menghindari konflik ataupun sebagai bentuk mencari jati diri untuk dapat diterima oleh kelompok tersebut.
Penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan mendeskripsikan data sebagai hasil penelitian. Data akan dikumpulkan dengan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Sedangkan untuk teknik pengolahan data, peneliti menggunakan tiga langkah untuk menganalisis data, yaitu Kondensasi Data, Menyajikan Data dan Menarik Kesimpulan/Verifikasi sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Miles, Huberman dan Saldana (2014). Data yang dikumpulkan akan dijabarkan secara deskriptif sehingga bisa menjawab bagaimana proses internalisasi pesan budaya populer Jepang pada mahasiswa di Kota Malang.

Hasil penelitian menunjukkan, proses internalisasi pesan budaya populer Jepang terjadi sejak masa SMP-SMA. Proses internalisasi pesan budaya ini terjadi dalam tiga tahap, yaitu Tahap Transformasi Pesan Budaya, Tahap Transaksi Pesan Budaya dan Tahap Transinternalisasi Pesan Budaya. Subjek teridentifikasi memiliki pesan dan kesan awal yang berbeda pada budaya populer Jepang, tapi hal ini berubah seiring bertambahnya intensitas interaksi subjek dengan anggota kelompok budaya populer Jepang dan media seperti Anime dan komik/manga. Hal ini terjadi karena adanya faktor kedekatan emosional dan proximity dengan media tersebut melalui cerita dan genrenya. Pesan budaya yang diterima subjek memiliki kesamaan, yaitu budaya ketimuran seperti menghormati orang tua/senior, etika dan norma bermasyarakat, etika kerja masyarakat Jepang, pertemanan dan disiplin waktu menjadi pesan budaya yang ditangkap oleh subjek. Selain itu, media tersebut juga memberikan pesan budaya modern seperti berani untuk menunjukkan jati diri, bangga terhadap hobi, tidak mengikuti mayoritas, gaya berpakaian, bersosial media, berbicara juga menjadi pesan budaya yang telah diinternalisasi subjek pada kehidupan mereka.