RESPON MALI TERHADAP PENARIKAN PASUKAN PERDAMAIAN PERANCIS TAHUN 2022 (STUDI KASUS: OPERASI BARKHANE DI MALI)

Penelitian ini mengkaji respon Mali terhadap keputusan Perancis menarik pasukan penjaga perdamaian yang dikenal dengan Operasi Barkhane. Selama operasi tersebut, pasukan Perancis membantu Mali mempertahankan diri dari serangan kelompok fundamentalis Islam dan kelompok pemberontak etnis, khususnya Gerakan Nasional untuk Pembebasan Azawad (MNLA), yang semakin mengkampanyekan kemerdekaan wilayah. Namun karena ketidakstabilan akibat kudeta militer di Mali, Perancis mulai menarik pasukannya pada tahun 2021. Pemerintah Mali menanggapinya dengan membatalkan perjanjian damai dengan Perancis dan menuduh Perancis gagal menyelesaikan konflik di negaranya. Penilitian ini bertujuan menjelaskan respon Mali terhadap keputusan Perancis yang menarik pasukan penjaga perdamaian yang dikenal dengan Operasi Barkhane Penelitian ini menggunakan metode deskriptif untuk memberikan gambaran rinci mengenai respon Mali terhadap penarikan pasukan Perancis pada tahun 2022, melalui analisis data dari berbagai sumber relevan seperti buku, majalah, dan internet. Untuk menganalisis respon Mali. Penelitian ini menggunakan teori kebijakan luar negeri, yang berfokus pada kebijakan yang dikeluarkan Mali sebagai upaya negara untuk tetap aman dan respon Mali terhadap kehadiran Perancis dinilai membuat adanya ketidakstabilan domestik Mali