Analisis Distrbusi Bawang Merah dengan Metode Transportasi dan Saving Matrix (Studi Kasus Pasar Bawangan Probolinggo)

Bawang Merah adalah salah satu komoditas pertanian yang memiliki prospek ekonomi yang baik, fluktuasi harga bawang merah menjadikan bawang merah sebagai komoditi penyumbang inflasi (volatile food) yang cukup signifikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi seperti ketersediaan di pasaran, kelangkaan pasokan, kenaikan biaya produksi, dan permintaan yang tinggi.
Permasalahan ini dapat diidentifikasi melalui pendekatan manejemen rantai pasok. Mewujudkan rantai pasok yang effisien melalui pendekatan distribusi dengan menggunakan metode transportasi dan metode saving matrix. Oleh karena itu dilakukan penelitian ini mengenai transportasi dan distribusi Bawang Merah dari pasar induk Bawangan Probolinggo ke daerah penerima pasokan sehingga dapat membantu dan mengatasi masalah distribusi dengan mengetahui rute effisien dan optimal yang bertujuan untuk meminimumkan biaya distribusi.
Penelitian ini dilakukan di Pasar Bawangan Probolinggo dengan metode transportasi dan saving matrix. Metode tranportasi digunakan untuk menentukan alokasi distribusi dari pasar Bawangan ke masing-masing daerah tujuan dengan biaya yang minimum. Metode saving matrix digunakan untuk menentukan rute dan pemilihan moda tranportasi.
Berdasarkan hasil penelitian Berdasarkan hasil analisa dari metode transportasi didapatkan biaya transportasi minimum sebesar Rp. 1.079.500.000,- melalui metode Vogel Aproximation Method (VAM) dan metode Least Cost (LC) setelah itu dilanjutkan dengan metode saving matrix dengan menentukan rute pengiriman. DCa ke Sidoarjo, Lumajang dan Banyuwangi; DCb ke Surabaya dan Semarang; DCc ke Demak dan Brebes,; DCd ke Tulungagung, DCe ke Nganjuk, DCf ke Malang dan Surabaya; DCg ke Kediri; DCh ke Bali, DCi ke Jember, DCj ke Brebes dan Purwodadi, DCk ke Brebes dan DCl ke Purwodadi .