IMPLEMENTASI PROGRAM REVITALISASI LAHAN APEL KOTA BATU

Kota Batu merupakan produsen buah apel terbesar di Indonesia, terbukti dengan melekatnya ikon apel di Kota Batu hingga mendapat julukan Kota Apel. Apel menjadi sangat populer di Kota batu sejak tahun 1950 dan memasuki masa kejayaan panen pada 1980, dimana revolusi hijau digaungkan secara besar-besaran khususnya pada negara berkembang salah satunya indonesia dan memiliki dampak pada buah apel. Namun dalam beberapa kurun tahun terakhir. terjadi penurunan terhadap lahan apel yang menyebabkan terjadinya penurunan produktivitas jumlah panen apel dalam beberapa tahun terakhir di Kota Batu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Implementasi program Dinas Pertanian dan Kctahanan Pangan dalam merevitalisasi Lahan Apel Di Kota Batu.
Pada penelitian ini, teori yang digunakan adalah teori kineria menurut Edward III, 1980:1. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan jenis penelitian kualitatif. Terdapat 6 informan pada penelitian ini. Implementasi program Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan dalam Revitalisasi Lahan Apel di Kota Batu sudah cukup baik ditinjau dari 4 indikator aspek kebijakan: Komunikasi, Sumber Daya, Sikap pelaksana, Struktur Birokrasi.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Pelaksanaan program revitalisasi lahan apel dari segi aspek komunikasi dalam organisasi antar kelompok maupun individu hubungannya cukup baik. Keberhasilan implementasi kebijakan mensyarat agar implementor mengetahui apa yang harus dilakukan. dikarenakan sasaran program revitalisasi apel adalah pada kelompok dan bukan individu. Dari aspek sumber daya dimana masih belum begitu efisien dikarenakan anggaran pemerintah untuk kegiatan revitalisasi apel di Kota Batu masih sangat terbatas dan belum bisa memenuhi seluruh kebutuhan para petani apel di Kota Batu. Dari sikap pelaksana dimana tingkat kepahaman aparatur pemerintah dalam menjalankan sebuah kebijakan menjadi indikator penting dalam sebuah praktek implementasi sudah cukup baik Hal ini didukung dengan pernyataan pak Joko selaku petani apel di Desa Bulukerto mengatakan bahwa Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) langsung merespon ketika ada keluhan dari petani. Dari aspek struktur birokrasi dimana kinerja dinas pertanian dan ketahanan pangan dalam revitalisasi lahan apel di kota batu sudah cukup baik, ditinjau dari Revitalisasi lahan apel dalam implementasinya tidak menemui masalah birokrasi. Hal ini dikarenakan terjadi koordinasi yang baik antara pemberi anggaran, pemegang kuasa anggaran dan kontraktor. Sehingga revitalisasi lahan apel bisa selesai sesuai dengan tepat waktu.