Makna Simbolik Tradisi Jawa Munggahna Kuda-Kuda pada Masyarakat Kabupaten Malang

Purwaningsih, Susi and Prastiyo Ribowo, Erik and Iswatiningsih, Daroe (2024) Makna Simbolik Tradisi Jawa Munggahna Kuda-Kuda pada Masyarakat Kabupaten Malang. JKPM: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio, 16 (1). pp. 20-31. ISSN 2502-9576

[thumbnail of Purwaningsih Ribowo Iswatiningsih - Makna Simbolik Kuda kuda.pdf]
Preview
Text
Purwaningsih Ribowo Iswatiningsih - Makna Simbolik Kuda kuda.pdf

Download (644kB) | Preview
[thumbnail of Similarity - Purwaningsih Ribowo Iswatiningsih - Makna Simbolik Kuda kuda.pdf]
Preview
Text
Similarity - Purwaningsih Ribowo Iswatiningsih - Makna Simbolik Kuda kuda.pdf

Download (3MB) | Preview

Abstract

Prosesi pemasangan kerangka atap rumah yang diistilahkan sebagai Munggahna
Kuda-kuda pada masyarakat Jawa dilangsungkan dengan sebuah prosesi. Hal ini
dilakukan sebagai tradisi yang turun-temurun dan dipercaya untuk menghindarkan
pemilik rumah dari kesialan yang mungkin bisa saja terjadi di kemudian hari. Tujuan
penelitian ini adalah 1) untuk mendeskripsikan prosesi Munggahna Kuda-kuda Kabupaten
Malang, dan 2) mendeskripsikan makna simbolis sesaji dalam Munggahna Kuda-kuda
Kabupaten Malang. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan
semiotika dalam mengkaji budaya masyarakat setempat. Teknik sampling dalam penelitian
ini menggunakan nonprobability sampling dengan bentuk purposive sampling. Data
penelitian dan sumber data berupa tradisi Mungahna Kuda-kuda pada masyarakat Jawa,
khususnya di Kabupaten Malang. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah
wawancara dan studi pustaka atau kajian manuskrip. Hasil penelitian ini, yakni, pertama,
prosesi tradisi yang diawali dengan penentuan naga tahun atau arah mata angin sesuai
dengan bulan dalam kalender Jawa. Kedua, menentukan naga dina atau hari baik yang
sesuai dengan kepercayaan masyarakat. Ketiga, acara doa bersama yang diikuti oleh para
pekerja dan warga sekitar dengan hidangan yang terdiri dari sega golong dan jenang
sengkolo atau bubur ketan yang terdiri dari dua warna yaitu merah dan putih. Keempat,
proses pemasangan atap rumah yang dibarengi dengan pemasangan sesaji. Setiap isi dalam
sesaji terdiri dari padi, jagung, tebu, buah pisang, bendera merah putih, serta satu setel
pakaian (sewek, baju, dan kerudung). Setiap simbol memiliki makna tersendiri. Penentuan
arah mata angin, hari, hingga sombol-simbol dalam sesaji dan hidangan selamatan
memiliki tujuan yang baik, yaitu sebagai perwujudan rasa syukur dan doa meminta
keselamatan kepada Yang Mahakuasa sesuai dengan keyakinan masyarakat.

Item Type: Article
Keywords: Tradisi Jawa; Masyarakat; Munggahna kuda-kuda
Subjects: L Education > L Education (General)
Depositing User: daroe Dra. Daroe Iswatiningsih, M.Si
Date Deposited: 06 Jun 2024 03:10
Last Modified: 06 Jun 2024 03:10
URI: https://eprints.umm.ac.id/id/eprint/6752

Actions (login required)

View Item
View Item