Pengembangan Pendidikan Karakter Dengan Pembiasaan Diri

Tujuan pendidikan Indonesia adalah mencerdaskan bangsa secara utuh, baik
kecerdasan intelektual, social dan spiritual yang dibarengi dengan pengembangan
kepribadian yang kokoh sesuai dengan karakter bangsa dan dilandasi agama dengan
dicanangkan pendidikan 9 tahun. Kenyataannya pendidikan manusia seutuhnya belum
berjalan sesuai dengan harapan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya korupsi yang meraja lela,
anarkis terjadi di mana-mana, perkelahian di lapisan elit sampai tukang parkir untuk
memperebutkan kekuasaan, kepuasan dan atribut lainnya. Kenyataan ini menunjukkan
pendidikan karakter hanya terfokus pada pemahaman norma-norma, belum sampai
menyentuh aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk
mengaplikasikan pendidikan karakter dalam kehidupan sehari-hari. Cara untuk
pengembangan pendidikan karakter adalah dengan pembiasaan diri sesuai dengan norma –
norma yang ada disekitar kita seperti salam baik masuk kelas maupun ketemu di luar kelas
bagi guru yang mengajar maupun tidak. Alasannya, sekarang ini peserta didik hanya
menyapa guru yang mengajarnya karena guru yang lain dianggap tidak ada kaitannya
dengannya. Pembiasaan yang lain adalah kedisiplinan. Ada kecenderungan berbuat disiplin,
datang tepat waktu dan membuang sampah pada tempatnya membuat malu. Mereka tambah
bangga kalau tidak pakai helm dan dikejar polisi. Ironisnya mereka semakin semangat cerita
kepada teman-temannya tentang ketidakdisiplinan ini dan tindakan semacam ini dianggap
“hero”.