Amrullah, Amrullah (2023) PERGESERAN PERILAKU DAN PAHAM KEBERAGAMAAN PENGIKUT MUHAMMADIYAH (Studi Fenomenologi: Melemahnya Paham Keberagamaan para Pengurus serta Anggota Cabang dan Ranting Muhammadiyah di Bengkulu). Doctoral thesis, Universitas Muhammadiyah Malang.
PENDAHULUAN.pdf
Download (3MB) | Preview
BAB I.pdf
Download (370kB) | Preview
BAB II.pdf
Download (1MB) | Preview
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only
Download (449kB) | Request a copy
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only
Download (945kB) | Request a copy
BAB V.pdf
Restricted to Registered users only
Download (347kB) | Request a copy
Abstract
Muhammadiyah didirikan pada tahun 1912, limabelas tahun kemudian Muhammadiyah berdiri di Bengkulu tepatnya pada tahun 1927 sebagai organisasi sosial keagamaan. Tujuan organisasi ini adalah “menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”. Situasi dan dinamika sosial dan politik, pada tahun 1927 Muhammadiyah Bengkulu mampu berkembang dengan pesat, dengan bermekaran cabang dan ranting di pusat-pusat pasar dan desa-desa yang ada di Bengkulu. Pada awal-awal berdirinya Muhammadiyah di Bengkulu, tentunya sebagai sebuah organisasi yang berasaskan agama Islam, tujuan yang paling penting adalah untuk menyebarkan ajaran Islam, baik melalui pendidikan maupun kegiatan sosial. Selain itu, tujuan yang lainnya juga untuk meluruskan keyakinan yang menyimpang serta menghapuskan perbuatan yang dianggap sebagai tahayul, bid`ah dan khurafat (TBC). Pada stating poin inilah Muhammadiyah diterima oleh masyarakat yang beragama sangat “sederhana”, menjadi berkembang. Dalam perjalanannya mengarungi zaman yang selalu berubah yang dipengaruhi oleh modernisasi kehidupan yang massif, dan rasionalisasi masyarakat yang didorong oleh tingkat pendidikan yang tinggi, maka secara empiris dan ideologis gerakan ini bernuansa sekularisasi. Dinamika masyarakat ini menyebabkan kemunduran gerakan Muhammadiyah di tingkat cabang dan ranting di Bengkulu. Penelitian ini bertujuan (1) Memahami tindakan sosial warga Muhammadiyah dalam persyarikatan; (2) Memahami bagaimana warga Muhammadiyah melakukan pilihan tindakan tidak terlibat dalam persyarikatan. (3) Memahami perilaku dan paham keberagamaan anggota dan pengurus, setelah tidak aktif lagi di organisasi Muhammadiyah. Penelitian ini menggunakan paradigma definisi sosial, dengan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian deskriptif interpretatif, menggunakan metode fenomenologi, dianalisis menggunakan teori sekularisasi. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah: Pertama, tindakan sosial warga persyarikatan dalam organisasi sangat variatif. Tindakan sosial pengurus Muhammadiyah di tingkat ranting sebagian besar mempunyai pemahaman rasionalitas nilai (umur 60 tahun ke atas), bagi anggota Muhammadiyah yang muda-muda (umur 50 tahun ke bawah) mempunyai tindakan rasionalitas instrumental. Kedua, pada umumnya baik pengurus maupun anggota Muhammadiyah tidak aktif dalam persyarikatan disebabkan oleh otonomi individu yang rasional sehingga beragama menjadi suatu pilihan bukan suatu kewajiban. Ketiga, pemahaman ajaran islam dan misi Muhammadiyah warga persyarikatan yang tidak aktif sangat minimalis dalam ritual, akan tetapi mereka masih mempercayai yang transenden (Tuhan). Keempat, pergeseran pemahaman warga Muhammadiyah yang secara ideologis dan praksis dulunya sangat “puritan”
bergeser pada pemahaman minimalis dalam ritual dan kaya dengan fungsinya sebagai kebutuhan individu otonom terhadap spiritual.
Temuan proposisi penelitian ini adalah: Reformasi dalam kehidupan beragama berimplikasi terhadap sekularisasi dalam kehidupan masyarakat yang ditandai oleh; Proposisi 1, jika Aktivis organisasi keagamaan yang lahir dalam era baby booming, maka akan memegang paham/isme organisasi secara ketat. Tindakan yang dilakukan akan merepresentasikan ideologi yang dianut. Proposisi 2, jika Aktivis organisasi keagamaan yang berpendidikan, maka dalam bertindak diwarnai oleh rasionalitas instrumental dan modernitas sehingga lebih bersifat materialis. Proposisi 3, jika simpatisan organisasi keagamaan yang lahir di era millennial, maka mereka tidak ketat dalam memegang paham/isme organisasi. Tindakan yang dilakukan lebih bersifat fungsional, pragmatis dan ritual minimalis.
Konklusi nya adalah; jika agama di modernisasi/sekularisasi dan atau reformasi, maka akan memunculkan syariatisasi yang ketat, individualis beragama, minimalist religiusitas, dan pluralisme beragama.
Item Type: | Thesis (Doctoral) |
---|---|
Student ID: | 201810450111002 |
Keywords: | Pergeseran, Paham, Keberagamaan, Pengikut, Muhammadiyah |
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) |
Divisions: | Directorate of Postgraduate Programs > Doctor of Sociology (69001) |
Depositing User: | zawawi Moh. Zawawi, A.Md |
Date Deposited: | 19 Oct 2023 06:56 |
Last Modified: | 19 Oct 2023 06:56 |
URI: | https://eprints.umm.ac.id/id/eprint/216 |