RASIONALITAS TINDAKAN MASYARAKAT PESISIR MELAYU DELI DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI BUDAYA LOKAL KOTA MEDAN

Budaya melayu merupakan budaya lokal yang berada di Kota Medan berdasarkan sejarah dan peradaban budaya di pulau Sumatera. Akan tetapi, perubahan terjadi dengan keberadaan dan posisi melayu deli sendiri yang harus berkompetitif dengan adanya gempuran dan gejolak persaingan dengan suku-suku yang sekarang berdomisili di Kota Medan. Keberadaan Suku melayu deli sendiri sekarang dapat di Mappingkan berada di Pesisir kota Medan akibat adanya urbanisasi besar-besaran terjadi. Sehingga aktifitas kota dan kebudayaan melayu sendiri menjadi faktor serta realitas sosial dalam menjaga asa eksistensi tersebut. Berdasarkan realitas diatas, maka terdapat sesuatu yang berbeda yakni tindakan, sifat, karakter hingga adaptasi yang dibangun dalam berkorespondensi baik individu maupun kelompok. Sehingga tindakan tersebut menjadi nilai yang mengandung rasionalitas tinggi baik sadar maupun tidak. Oleh Karena itu, terdapat tiga pokok permasalahan yang kemudian dianggap menarik untuk diteliti oleh penulis diantaranya : Pertama, Bagaimanakah Makna Tindakan Masyarakat Pesisir Melayu Deli Dalam Mempertahankan Eksistensi Budaya Lokal Kota Medan?, Kedua, Bagaimanakah kolaborasi yang dibangun Melayu Deli dalam mempertahankan eksistensi melalui tindakan masyarakat pesisir melayu deli dan aktifitas Kelompok sosial Forum Masyarakat Adat Deli (FORMAD) Wilayah Kejuruan Metar Bilad Deli dan Wilayah Kejuruan Percut?, Ketiga, Bagaimanakah Pola Interaksi Sosial Masyarakat Pesisir Melayu Deli dalam mempertahankan eksistensi Budaya Lokal?.Penelitian ini menggunakan paradigma interpretative proses, pendekatan deskriptif kualitatif dan jenis penelitian studi kasus (Case Study). Lokasi penelitian di wilayah pesisir Kejuruan Metar Bilad Deli dan Wilayah Kejuruan Percut, Teknik pengumpulan data wawancara, Observasi dan Dokumentasi, penetapan subyek purposive dan teknik analisis kondensasi data, penyajian data, dan pearikan kesimpulan. Teknik keabsahan uji kredibilitas, menggunakan bahan, dan member check.Hasil penelitian didapatkan bahwa : Pertama, makna tindakan yang ditemukan yakni interpretative tindakan yakni makna Makna sosial secara substantive menempatkan posisi tatanan sosial dan penguatan budaya didalamnya dengan tindakan yang telah terbiasa dilakukan dan dalam keadaan sadar baik tindakan rasional instrumental, tindakan rasional yang berorientasi kepada nilai, Tindakan Tradisional/ Tindakan Karena Kebiasaan, dan Tindakan Afektif/ Tindakan yang dipengaruhi Emosi. Kedua, adanya upaya menjaga serta mempertahankan nilai kebudayaan melayu deli, masyarakat pesisir melayu deli di kejuruhan Metar Bilad Deli dan Wilayah Kejuruan Percut melalui Forum Masyarakat Adat Deli (FORMAD) menjalin sebuah interaksi serta kolaborasi sebagai wujud tindakan afektif kepada Pemerintah, Dunia Usaha, kepada Universitas, Organisasi Non Pemerintah atau Masyarakat Madani, hingga Media Massa. Ketiga, terbentuklah sebuah pola baru yakni Harmonical Structural Wisdom, Bargaining Habit Culture, Combination Kooptasi leader, Combination Historical Culture dan Interactional plan Action. Rekomendasi yang diberikan perlu adanya penguatan nilai budaya melayu melalui pembelajaran seperti muatan lokal, adanya pemerintah daerah kepada masyarakat pesisir melalui program pembangunan, adanya kolaborasi dari pemerintah kepada pihak kesultanan dalam menjaga asset sejarah melayu deli dan terakhir meningkatkan nilai kompetitive masyarakat pesisir melayu deli melalui kepercayaan yang tinggi.