TINJAUAN YURIDIS PERBANDINGAN PENYELESAIAN PERKARA PERCERAIAN PADA PASANGAN MUDA (Studi di Pengadilan Agama Kota Malang dan Kabupaten Malang)

Pernikahan tidak selamanya berakhir dengan hubungan sakinah, mawaddah, warahmah. Bahkan hubungan yang seharusnya menjadi bentuk muamalah bisa berakhir dengan perceraian. Padahal,dalam pernikahan terdapat akad yang berarti ikatan, atau dapat dikatakan bahwa pernikahan pada dasarnya merupakan suatu kesepakatan, ikatan, komitmen. Perceraian terbagi menjadi tiga jenis, yaitu cerai gugat, cerai talak, dan fasakh. Bagi sebagian orang, perceraian dianggap sebagai cara mengakhiri pernikahan yang dianggap tidak dapat menyelamatkan keharmonisan rumah tangganya. Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan yang mengatur secara khusus tentang sapa yang menyebabkan berakhirnya sebuah pernikahan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara yuridis perbandingan penyelesaian perkara perceraian pasangan muda (usia 19–23 tahun) di Pengadilan Agama Kota Malang dan Pengadilan Agama Kabupaten Malang. Fokus penelitian meliputi dua aspek utama, yaitu faktor penyebab perceraian pada pasangan muda dan perbandingan pendekatan penyelesaian perkara di kedua pengadilan tersebut. Studi yuridis empiris ini mengkaji perbandingan penyelesaian perkara perceraian pada pasangan muda di Pengadilan Agama Kota Malang dengan Pengadilan Agama Kabupaten Malang. Hasil penelitian bahwa faktor penyebab perceraian pasangan muda ini disebabkan oleh faktor ekonomi, kekerasan dalam rumah tangga, kebiasaan buruk suami seperti mabuk dan berjudi, perselingkuhan, suami meninggalkan istri dan anak selama berbulan-bulan, suami menikah tanpa sepengetahuan istri, salah satu pihak tidak mendapat restu dan terdapat campur tangan keluarga dari suami sehingga tidak harmonis.