ADAPTASI BURUH TANI TERHADAP PERTUMBUHAN KOTA WISATA BATU (Studi di Desa Sumber Brantas Kota Batu)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses dan strategi adaptasi yang dilakukan oleh buruh tani di Kota Batu tepatnya di Desa Sumber Brantas Kecamatan Bumiaji yang banyak mengalami hilangnya mata pencaharian akibat peristiwa alih fungsi lahan pertanian yang sangat massif terjadi di Kota Batu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dekriptif dengan desain penelitian studi kasus. Subyek penelitian dipilih secara purposive sampling, dan analisis data dilakukan dengan mengikuti kerangka kerja yang dikembangkan oleh Miles, Huberman dan Saldana. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa Kota Batu merupakan salah satu kota yang terdampak akan perkembangan modernisasi dan globalisasi. Saat ini Kota Batu tengah mengalami banyak peristiwa alih fungsi lahan pertanian yang terjadi akibat pertumbuhan kota yang kian pesat. Buruh tani merupakan salah satu pihak yang sangat terdampak pada peristiwa ini, dikarenakan alih dungsi lahan tersebut banyak menyasar tanah dan lahan pertanian yang merupakan tempat sumber mata pencaharian mereka. Untuk mempertahankan kehidupannya, masyarakat buruh tani tersebut melakukan beberapa proses dan bentuk strategi yang berbeda-beda. Masyarakat buruh tani tersebut telah melakukan beberapa proses adaptasi dengan 2 cara yaitu seperti tetap bekerja pada sektor pertanian, akan tetapi hanya berpindah lokasi dan kepemilikan lahan dari bos sebelumnya. Adapun proses adaptasi yang kedua yaitu dengan beralih profesi keluar dari sektor pertanian diantaranya dengan membuka usaha warmindo yang menjual mie instan dan aneka minuman serta makanan ringan di samping poros jalan antar kota. Adaptasi yang dilakukan oleh buruh tani guna menunjang proses adaptasi yang dilakukan dari hasil penelitian tersebut terdapat 2 strategi, diantaranya sebagai berikut: 1) Strategi untuk menjalin dan memperbanyak relasi untuk memperoleh pekerjaan baru. Relasi tersebut dilakukan oleh buruh tani dengan para pemilik lahan maupun dengan tengkulak serta pemborong hasil pertanian. Relasi antar sesama buruh juga diperlukan untuk membantu informasi satu sama lain untuk masalah pekerjaan. 2) Strategi yang kedua adalah dengan memanfaatkan bakat dan keterampilan setiap individu untuk dijadikan peluang sebagai sumber mata pencaharian baru.