MAKNA LAKU PRIHATIN DAN SOLIDARITAS SOSIAL SERAT DRIYABRATA (Telaah Semiotika Pada Ajaran Suksesi Kesempurnaan Hidup)

Secara konsensi moralitas dalam realitas kehidupan dimensial manusia pada
implementasinya pada kehidupan sehari- hari tidak dapat melepaskan diri dari
tiga kedudukan yang berkonteks fungsi utama yang berkonteks Ketuhanan.
Dalam kehidupan sehari-hari, sebagai makluk yang multidimensional, baik
dalam konteks internal-horisontal maupun secara eksternal-vertikal, manusia
akan selalu telibat dalam peristiwa komunikasi dalam konteks keteraturan.
Keteraturan dalam tatanan kehidupan manusia secara riil menjadi bagian
yang tertuang dalam makna logis karya sastra tekstual dalam hal ini Serat
Driyabrata. Makna dalam Serat Driyabrata harus dipahami secara intensif
untuk membentuk sebuah pola dan sistem tanda yang utuh dalam kehidupan
sosial yang majemuk. Penelitian ini menilai kajian makna laku prihatin dan
solidaritas sosial dalam Serat Driyabrata melalui kajian atau telaah semiotika
pada lini ajaran suksesi kesempurnaan hidup. Terkait metode pada konteks
pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian kualitatif
dengan paradigma interpretatif. Pada bagian teori yang digunakan secara
komprehensif menggunakan teori semiotika Michael Riffaterre sebagai grand
theory. Temuan dalam penelitian ini adalah a) berdasarkan hasil intrepretasi
makna laku prihatin, dapat diketahui bahwa ada 5 hal yang menjadi bagian
penggambaran makna laku prihatin dalam naskah Serat Driyabrata yaitu : 1)
membersihkan hati, 2) berusaha setiap saat agar hidup bermanfaat bagi
sesama makhluk, 3) belajar tulus dan ikhlas sepanjang masa dalam kebatinan
yang luhur, 4) meghilangkan sikap keangkuhan secara lahir dan batin
(nar/api/iblis), 5) perbanyak bersyukur dengan kesungguhan batin, b)
Gambaran intrepretasi makna solidaritas sosial dalam Serat Driyabrata
secara utuh terdiri dari ; bentuk-bentuk solidaritas sosial yang tergambar
dalam adalah (1) senantiasa bermusyawarah dalam kehidupan, (2) saling
tolong menolong dalam kehidupan, (3) gotong royong dalam mencukupi
kebutuhan, terlibat dalam urusan keagamaan, selanjutnya yang terakhir (4)
yaitu saling menguatkan dalam menghadapi rintangan kehidupan, sedangkan
terkait dengan makna solidaritas sosial dalam Serat Driyabrata adalah (1)
kebersamaan dan (2) keikhlasan dalam menjalani kehidupan.