KONSTRUKSI IKHTILAF DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (STUDI FENOMENOLOGI PADA GURU ASWAJA KE-NU-AN DI MADURA)

MAIMUN, MAIMUN (2021) KONSTRUKSI IKHTILAF DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (STUDI FENOMENOLOGI PADA GURU ASWAJA KE-NU-AN DI MADURA). Doctoral thesis, Universitas Muhammadiyah Malang.

[thumbnail of PENDAHULUAN.pdf]
Preview
Text
PENDAHULUAN.pdf

Download (588kB) | Preview
[thumbnail of BAB I disertasi Maimun.pdf]
Preview
Text
BAB I disertasi Maimun.pdf

Download (246kB) | Preview
[thumbnail of BAB II disertasi Maimun.pdf]
Preview
Text
BAB II disertasi Maimun.pdf

Download (682kB) | Preview
[thumbnail of BAB III disertasi Maimun.pdf] Text
BAB III disertasi Maimun.pdf
Restricted to Registered users only

Download (209kB) | Request a copy
[thumbnail of BAB IV disertasi Maimun.pdf] Text
BAB IV disertasi Maimun.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy
[thumbnail of BAB V disertasi Maimun.pdf] Text
BAB V disertasi Maimun.pdf
Restricted to Registered users only

Download (215kB) | Request a copy

Abstract

Penelitian bertujuan untuk memahami konstruksi pemikiran, pengalaman
dan pemaknaan guru Aswaja ke-NU
-an tentang ikhtilaf.
Peneliti menggunakan paradigma konstruktivistik dengan pendekatan
kualitatif dan jenis penelitian fenomenologi. Untuk pengumpulan data, peneliti
menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi, sedangkan untuk
analisis data menggunakan analisis fenomenologi. Analisis teoritik yang peneliti
gunakan adalah teori konstruksi realitas sosial Peter Ludwig Berger dan Thomas
Luckman. Penelitian ini dilakukan pada guru-guru Aswaja ke-NU-an di lembagalembaga
pendidikan
di
bawah
naungan
LP.Ma’arif
NU

yang ada di Madura, yaitu
SMA NU Sumenep, SMA Wachid Hasyim Pamekasan, SMA Ma’arif 1
Pamekasan, dan MA al-Mas’udiyah Sampang yang semuanya berjumlah lima (5)
orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konstruksi pemikiran guru Aswaja
tentang ikhtilaf dibentuk oleh guru ngaji dan keluarga sebagai sosialisasi primer
serta oleh pondok pesantren dan masyarakat sebagai sosialisasi sekunder.
Sedangkan pengalaman guru Aswaja dalam mengajarkan ikhtilaf menggambarkan
tiga kondisi; pertama, kondisi personal. Mereka merasa senang karena di samping
bisa belajar kembali, juga bisa menyampaikannya pada siswa. Kedua, kondisi
kelas. Mayoritas siswa berlatar belakang NU dan terbiasa dengan ikhtilaf. Ketiga,
penyampaian guru Aswaja berdasar pada buku pelajaran, menekankan pada dalil,
berfikir moderat, dan tidak memberikan stimulasi terciptanya kesenjangan sosial.
Adapun pemaknaan guru aswaja meliputi tiga hal; pertama, ikhtilaf sebagai
amalan sunah, bahwa ikhilaf merupakan amalan yang boleh dilakukan dan tidak
dilakukan, dan bahwa ikhtilaf merupakan sunatullah yang lumrah terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Kedua, ikhtilaf sebagai rahmah, yaitu wujud kasih sayang
Allah pada umatnya. Ketiga, ikhtilaf sebagai identitas organisasi yang memiliki
legitimasi kuat baik kultural, struktural dan transendental, sehigga keterbukaan
berfikir mereka menunjukkan representasi prinsip organisasi NU, dan bersifat
bersyarat, sepanjang tidak diganggu, dihina dan dilarang. Adapun motif
pemaknaan ini adalah karena ada dalil yang menguatkan dan mengikuti ketetapan
ulama.

Sebagai implikasi teoritis, penelitian ini menegaskan teori konstruksi
realitas sosial Berger dan Luckman di satu sisi, sekaligus mengkritiknya di sisi
yang lain. Penelitian ini juga menguatkan teori ekologi Uri Bronfenbrenner, teori
konservatisme pendidikan William F. O’Neil, dan menolak konstruksi kognitif
Jean Peaget.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Student ID: 201810520111013
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BP Islam. Bahaism. Theosophy, etc
Divisions: Directorate of Postgraduate Programs > Doctor of Islam Religion Education (70034)
Depositing User: zawawi Moh. Zawawi, A.Md
Date Deposited: 08 Oct 2024 07:09
Last Modified: 08 Oct 2024 07:09
URI: https://eprints.umm.ac.id/id/eprint/11367

Actions (login required)

View Item
View Item