Hubungan Antara School Well-Being dan Student Engagement Pada Siswa Sekolah Menengah Atas

Seseorang yang menempuh pendidikan disebut peserta didik. Sebagian dari peserta didik membolos, tidak fokus untuk belajar, memainkan gawai diam-diam, tidur dan mengobrol dengan teman saat jam pelajaran, ada pula siswa yang sengaja tidak mengerjakan tugas agar mendapat hukuman tidak masuk kelas. Perilaku diatas menunjukan perilaku rendahnya keterlibatan siswa atau disebut student engagement. Salah satu faktor yang dapat memunculkan student engagement adalah terpenuhinya school well-being pada siswa. tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah school well-being dan Student engagement pada siswa sekolah menengah atas berhubungan satu sama lain. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional. Pengukuran school well-being mengadaptasi alat ukur school well-being Anne Konu, (2002) dan skala Student engagement dari Fredricks (2004). Pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling dengan jumlah 334 subjek. Berdasarkan hasil analisis uji korelasi pearson product moment, dapat diketahui bahwa terdapat hubungan positif secara signifikan antara school well-being dengan Student engagement pada siswa sekolah menengah atas dengan nilai ( r = 0.573 dan sig = 0.00 < 0.05) yang menunjukan semakin tinggi school well-being maka semakin tinggi student engagement pada siswa sekolah menengah atas.