PENGARUH JENIS KONSENTRASI ZAT PENGATUR TUMBUH TERHADAP BUDIDAYA TANAMAN LABU MADU (Cucurbita moschata) DI PARGOLA

Labu madu (Cucurbita moschata) merupakan salah satu jenis buah yang termaksud ke dalam familia Cucurbitaceae, termaksud tanaman semusim yang sekali berbuah langsung mati. Labu madu termkasud komoditas hortikultura yang telah banyak dikenal masyarakat tetapi belum banyak dibudidayakan. Labu madu dapat tumbuh baik asalkan curah hujan mencukupi sepanjang tahun. Peningkatan produktifitas labu madu merupakan tantangan untuk meningkatkan produksi komoditas hortikultura secara umum, pendapatan nasional serta mengurangi komoditas impor. Menurut Pardede (2014) konsumsi labu di Indonesia masih rendah.Upaya peningkatan hasil tanaman dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya menggunakan zat pengatur tumbuh (zpt). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah pemberian zat pengatur tumbuh berpengaruh terhadap pertumbuhan labu madu, untuk mengetahui apakah pemberian berbagai jenis konsentrasi zat pengatur tumbuh berpengaruh terhadap pertumbuhan labu madu serta untuk mengetahui apakah pemberian zat pengatur tumbuh dengan berbagai jenis konsentrasi berpengaruh terhadap hasil buah labu madu. Penelitian yang dilakukan menggunkan 1 faktor yaitu jenis zat pengatur tumbuh dan beberapa jenis konsentrasi dengan menggunakan 2 kali ulangan. Serta menggunakan Rancangan Acak Kelompok. Variabel pengamatan terbagi menjadi 2 yaitu karakter kuantitatif jumlah daun, panjang tanaman, jumlah bunga, bunga menjadi buah, diameter buah, lingkar buah, uji kekerasan daging buah, uji padatan gula terlarut, dan karakter kualitatif yang terdiri dari rasa buah, aroma buah, warna buah, dan tekstur daging buah. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 22 oktober 2022 hingga tanggal 18 Maret 2023 di lahan kebun percobaan fakultas pertanian peternakan, universitas muhammadiyah malang. Hasil penelitian didapatkan tidak adanya pengaruh yang nyata dari pemberian zat pengatur tumbuh auksin, sitokinin, giberelin dan berbagai jenis konsentrasi dari 0ml/L, 1,5ml/L, 2ml/L, 2,5ml/L, 3ml/L, 3,5ml/L, 4ml/L yang diberikan terhadap variabel pengamatan yang dilakukan, kecuali pada hasil uji organoleptic.